Madu dari Sumbawa termasuk Kabupaten Bima Propinsi NTB, telah terkenal dari sejak dahulu. Usaha ini sampai sekarang masih dikelola secara tradisional dengan jalan berburu lebah. Dipandang dari segi ekonomis usaha ini tidak menguntungkan bahkan akan mengakibatkan kerugian besar dengan rusaknya lingkungan. Pengembangan suatu usaha dikatakan layak apabila ekonomis nilainya menguntungkan. Kelayakan ekonomis suatu usaha tergantung pada nilai input dan outputnya. Dengan lebih besarnya nilai output dari input baru dapat dikatakan usaha tersebut secara ekonomis berhasil. Madu yang diperoleh dengan jalan berburu lebah dapat merusak lingkungan tidak hanya habitat serangga/lebah juga tanam-tanaman. Kebanyakan pohon tempat sarang lebah adalah tanaman yang jarang maupun langka. Didalam meningkatkan nilai output dari usaha ini terdapat beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan yakni sumber daya manusia dan teknologi, sumber daya alam dan lingkungan, sarana dan prasarana serta kelembagaan sebagai faktor pendorong/pendukung. Dari hasil studi dan pemantauan secara visual dilapangan dari tahun 1993-1995 dilihat potensi dan peluang pengembangan Usaha Perlebahan cukup besar. Melihat potensi dan peluang yang cukup besar BPP Teknologi dalam hal ini Direktorat TPSLK – TPSA bekerjasama dengan Pemda Kab. Bima c/q Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan dilakukan Aplikasi Teknologi Usaha Perlebahan. Usaha ini disamping meningkatkan potensi sumberdaya alam secara ekonomis juga bertujuan untuk menggali sumberdaya alam sekaligus melestarikan lingkungan. Lokasi usaha perlebahan dilakukan disekitar hutan agar lebah mudah beradaptasi. Perkembangan Usaha Perlebahan sampai sekarang masih belum seperti yang diharapkan, hanya perburuan lebah telah berkurang otomatis perusakan hutan juga berkurang. meningkatkan pendapatandan keselamatan pemburu Iebah. Disamping itu meningkatkan pendapatan daerah, membuka kesempatan kerja dan minimum dapat menghemat devisa .
Pengembangan Usaha Perlebahan di Kec. Monta Kab. Bima Prop. NTB cukup potensial melihat potensi dan peluang yang dimiliki cukup besar. Dari 40 kotak lebah yang ditangkap dihutan untuk cikal bakal pembibitan ± 35% dapat diternakan secara sederhana. Dilihat secara visual dan hasil pengamatan swarmingnya Iebah disebabkan pengetahuan pengelola masih rendah sedangkan tanam-tanaman sebagai pakan Iebah cukup potensial demikian pula halnya dengan bibit Iebah. Pengetahuan petani/pemburu lebah perlu ditingkatkan baik didalam pengelolaan lebah maupun pengemasan hasil-hasilnya. Informasi tentang perlebahan maupun manfaat hasilnya melalui TVRI, Radio, Majalah, buku-buku masih terbatas perlu ditingkatkan. Dengan mengelola usaha perlebahan secara teknis keuntungan yang diperoleh tidak hanya melestarikan Iingkungan juga meningkatkan pendapatan dan keselamatan pemburu lebah. Disamping itu meningkatkan pendapatan daerah, membuka kesempatan kerja dan minimum dapat menghemat devisa.
Pengembangan Usaha Perlebahan di Kec. Monta Kab. Bima Prop. NTB cukup potensial melihat potensi dan peluang yang dimiliki cukup besar. Dari 40 kotak lebah yang ditangkap dihutan untuk cikal bakal pembibitan ± 35% dapat diternakan secara sederhana. Dilihat secara visual dan hasil pengamatan swarmingnya Iebah disebabkan pengetahuan pengelola masih rendah sedangkan tanam-tanaman sebagai pakan Iebah cukup potensial demikian pula halnya dengan bibit Iebah. Pengetahuan petani/pemburu lebah perlu ditingkatkan baik didalam pengelolaan lebah maupun pengemasan hasil-hasilnya. Informasi tentang perlebahan maupun manfaat hasilnya melalui TVRI, Radio, Majalah, buku-buku masih terbatas perlu ditingkatkan. Dengan mengelola usaha perlebahan secara teknis keuntungan yang diperoleh tidak hanya melestarikan Iingkungan juga meningkatkan pendapatan dan keselamatan pemburu lebah. Disamping itu meningkatkan pendapatan daerah, membuka kesempatan kerja dan minimum dapat menghemat devisa.
SUMBER
DOWNLOAD MAKALAH LENGKAP