Hijrat Nabi salla'llahi 'alaihi wa sallama seribu dua ratus tiga puluh genap tahun, tahun Za pada hari Selasa waktu subuh sehari bulan Jumadilawal (yaitu hari selasa, 11 April 1815), tatkala itulah Tanah Bima datanglah takdir Allah melakukan kodrat iradat atas hamba-Nya. Maka gelap lagi berbalik lebih daripada malam itu, kemudian maka berbunyilah seperti bunyi meriam orang perang, kemudian maka turunlah kersik batu dan abu seperti dituang, lamanya tiga hari dua malam. Maka heranlah sekalian hamba-Nya akan melihat karunia Rabil al-alamin yang melakukan fa'al li-mayurid. Setelah itu maka datanglah hari, maka melihat rumah dan tanaman sudah rusak semuanya. Demikian adanya itu, yaitu pecah Gunung Tambora menjadi habis mati orang Tambora dan Pekat pada masa Raja Tambora bernama Abdul Gafur dan Raja Pekat bernama Muhammad.
Sumber : Kerajaan Bima dalam Sastra dan Sejarah, karya Henry Chambert-Loir penerbit Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta, 2004.